published on 9/6/17 5:18 PM

Dunia ini terlihat semakin ganas semakin aku melangkah menyusuri waktu dalam hidupku. Dunia ini terlihat semakin tidak pasti seiring aku melihat kanan dan kiri. Dunia ini terlihat semakin tidak berpihak kepadaku setiap kali kumelihat ke depan. 

Sore ini, di waktu yang berbeda, aku pernah menghabiskan waktuku untuk hal dan sosok yang semua orang damba. Sore ini beberapa bulan yang lalu atau bahkan beberapa hari yang lalu aku masih merasakan kehangatan dunia. Aku berbaik sangka terhadap dunia. Aku berterimakasih kepada dunia, karena telah membuatku merasakan hangatnya berada di pelukannya, berada di dalam lingkaran kebahagiaan. 

Namun saat ini aku berada di tengah lautan. Dalam. Sunyi. Jauh dari lingkaran kebahagiaan itu. Aku takut akan malam hari. Untung aku memiliki perahu kecil ini, yang muat akan tubuh kecilku. Berhasil menunda waktuku untuk tenggelam yang kemudian mungkin tak terselamatkan. Kuulangi lagi, hanya menunda. Seperti trap card Nutrien Z pada Yu Gi Oh Duel Links

Akhirnya aku mengetahui mengapa banyak orang gagal di luar sana, mengapa banyak orang mengutuk kehidupan. Bahkan, ketika kehidupan itu memberi mereka kesempatan untuk mendorong menjadi lebih baik. Kehidupan telah memberi waktu, namun... manusia terlalu memberi kesempatan bagi egonya, bagi sang parasit menggerogoti dirinya. Walaupun, sel kanker saja masih dapat terkalahkan dengan pikiran, namun orang orang yang gagal ini sepertinya malah mempersilakan sang parasit tak berwujud menggerogoti dirinya, jiwanya, pikirannya, dan hatinya. Namun sekali lagi, aku mengerti perasaan orang orang tersebut. Hatiku mengerti, otakku mengerti. Walaupun aku berharap aku tak pernah mengerti. 

Aku jadi takut akan harapan. Dulu, aku sudah berusaha membangun dan meyakini harapan harapan di masa depan. Keinginan-keinginan di masa depan. Namun, sesaat dunia ini terlihat ganasnya bukan main, aku jadi takut akan berharap. Takut akan terjerumus ke dalam lubang yang sama. Karena kali ini lubang itu sama. Aku kembali lagi. Namun rasanya kali ini lebih dalam dan lebih gelap dan aku sendiri. Aku sendiri. Aku hampir saja menjadi orang yang selalu optimis, aku hampir saja menjadi orang yang yakin pada apa yang kukerjakan, aku hampir saja menjadi orang yang kuat.

Kini, kepercayaan itu, keyakinan itu, kekuatan itu pecah berserakan di pasir. BAYANGKAN DI PASIR??!! Bahkan orang paling sabar pun punya batas. Aku gak tau lagi, teman-teman. Aku gak tau. Akan terlihat hiperbola untuk menuliskannya di sini, menuliskan keluh kesah disini, menuliskan isi hati disini. Namun, aku wis gak ngerti maneh saiki ambek keadaan

Yang ingin kuyakini sekarang adalah, aku tidak ingin gagal. Aku ingin bisa menang dan keluar dari lautan ini, keluar dari lubang ini secepat mungkin.

Incase if anyone see this post, would you like to help people? If yes, i would recommend y'all to be kind to others, to cheer our friend, to appreciate the presence of a person even when that person is soooo damn annoying and hurt you, just be kind. The most important thing is, cheer those who feel sad, no matter how stranger you are to them. Not in terms of formality, but cheer them with joys and laughter. Even if you are a stranger to them, even you're not their best friend, cheer them and help them, because it's what they need the most. The recognition from others.

Comments

Popular posts from this blog

tonight it's a bit of Q.S Ghafir

some thoughts i think today, 10.03.2025

what's more to embrace?