Vehement

Siapa aku? Selalu saja sudah menulis kesimpulan, bahkan sebelum situasi tersebut selesai secara menyeluruh Selalu saja sudah menulis kesimpulan, bahkan saat proses belum dimulai Selalu saja sudah menulis kesimpulan, bahkan saat diri sendiri tidak melakukan kesimpulan itu Hal itu tidak berlaku dalam sebuah proses. Sepertinya. Atau. Aku tidak tahu juga. Aku seperti memakan prinsip-prinsip dalam hidupku sendiri, yaitu untuk tidak men judge  orang atau suatu hal hanya dari permukaannya saja. Nyatanya aku sendiri seperti itu. Sudah menarik kesimpulan hanya dari permukaannya saja.  Memang agak susah untuk menggali sampai ke akar, apalagi untuk hal yang besar. Tapi, ya dicoba saja terus. Dicoba untuk menggali terus. Lagian, you dont only live once . Jadi masih banyak kesempatan. Belajarlah Tapi aku merasa seperti, jauh dari proses sebuah proses. Haha. nhr [ Habis uas, 8 Des 2017 - NOX Coffe, welcomed by a heartwarming waiter]

Jadi, sekarang apa? Aku seperti berada di Plumfield Fairytale. Dunia yang dulu pernah ada di masaku beranjak remaja. Dunia yang kubuat setelah aku membaca novel karangan Louisa May Alcott, berjudul  Little Man. Tidak sampai habis haha, karena saat itu (atau sampai sekarang) aku malas untuk membaca hal yang sedikit susah. Mungkin setelah ini akan kubaca lagi, hihi (mungkin). Plumfield Fairytale, bukan sebuah dunia yang ramai, indah, maupun berwarna layaknya yang diinginkan seorang anak. Well,  sebenarnya juga bukan dunia yang kuinginkan. Namun, entah kenapa dunia itu selalu terfikirkan di benakku.  Sebuah teras, menghadap dengan halaman depan rumah yang luas, bahkan tak terlihat mana batasnya. Rerumputan hijau mengindahkan pandangan. Rumah kayu dengan kesan vintagenya menambah suasana tenang di sore hari, dilengkapi dengan Earl Grey Tea , salah satu teh favoritku. Matahari sore menyorotkan sinarnya dan kehangatannya dari arah samping terasku. Lalu apa? Ya, lalu ...